Kelistrikan Pada Pesawat Terbang
Akhirnya menemukan gambar skema sistem
kelistrikan pesawat yang tidak copyright. Jadi bisa membuat sedikit tulisan
mengenai sistem kelistrikan di pesawat.
Walau tiap-tiap tipe pesawat berbeda
sistem kelistrikannya, setidaknya bisa memberi sedikit gambaran.
Ilustrasi Listrik
Gambar dari :
http://mytradesdirect.com/resources/home-interior/shocking-facts-on-electrical-safety/
Skema dibawah menggambarkan sistem kelistrikan di pesawat
Boeing B737-800.
Skema sistem kelistrikan pesawat
B737-800
Gambar dari :
http://www.b737mrg.net/downloads/b737mrg_electrical.pdf
Kalau sekilas dilihat, skema diatas
tampak rumit dan membingungkan.
Namun secara umum sistem kelistrikan
di pesawat sama dengan sistem kelistrikan pada umumnya. Terdiri atas 3 hal yaitu : sumber listrik
(electrical power source), sistem distribusi dan beban (load).
1. Sumber listrik pesawat
Dari jenisnya, sumber listrik dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu sumber listrik AC dan sumber listrik DC.
Sumber listrik AC (AC power source)
Untuk pesawat B737-800, seperti
terlihat dalam skema diatas, terdapat 3 sumber listrik AC. Yaitu 2 generator
yang terpasang di Engine dan 1 generator yang terpasang di APU.
Generator ini digerakkan oleh putaran
dari Engine atau APU, sehingga dapat menghasilkan listrik.
Khusus untuk generator di engine, agar
tetap berputar dalam kecepatan yang tetap, tidak mengikuti putaran engine yang
berubah-ubah perlu dipasang sistem yang disebut CSD (constant speed drive).
Untuk pesawat B737-800 antara CSD dan
generator sudah digabungkan menjadi satu sistem yang disebut dengan IDG
(integrated drive generator). Sedangkan untuk pesawat B737 Classic, masih
terpisah antara CSD dan generator.
Untuk generator di APU tidak
memelurkan CSD, karena putaran APU konstan.
Listrik AC yang dihasilkan oleh
generator pesawat adalah 115 VAC 400 Hz. Berbeda ya dengan listrik di rumah
kita yang 220 VAC 60 Hz.
Selain dari generator, ada satu lagi
sumber listrik AC di pesawat, yaitu static inverter. Static inverter berfungsi
merubah listrik DC dari baterai menjadi listrik AC. Static inverter hanya
digunakan saat kondisi darurat. Saat semua generator yang ada tidak mampu untuk
menyediakan sumber listrik AC. Dengan demikian, saat kondisi darurat, sistem
pesawat yang memerlukan sumber listrik AC tetap dapat berkerja.
Sumber listrik DC (DC power source)
Sumber listrik DC di pesawat terdiri
atas transformer dan baterai. Bergantung dari jenis pesawatnya, jumlah
transformer dan baterai yang terpasang akan berbeda-beda. Untuk pesawat
B737-800, terpasang 3 transformer dan 2 baterai.
Transformer (TR) berfungsi untuk
merubah listrik AC menjadi listrik DC. Hal berlawanan dengan yang dilakukan
oleh static inverter. Besarnya tegangan DC untuk pesawat adalah 28 VDC.
Baterai yang terdapat di pesawat
berfungsi untuk menghasilkan listrik DC dengan tegangan sebesar 28 VDC. Baterai
yang dipakai adalah tipe Nikel Cadmium (NiCd) sehingga dapat diisi ulang
(rechargeable). Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di-charge oleh
baterai charger yang terpasang.
Dalam pemakaiannya, baterai pesawat
dipakai dalam beberapa keadaan:
Sebagai sumber eksitasi untuk starting
APU.
Saat konsidi darurat sebagai sumber
listrik DC.
Listrik DC ini juga yang dirubah
static inverter menjadi listrik AC.
2. Sistem distribusi listrik pesawat
Untuk distribusi listrik, pesawat
memakai sistem bus yang menghubungkan antara sumber listrik dengan beban.
Macam bus yang terdapat di pesawat
B737-800 adalah :
AC Transfer bus (XFR), terdiri atas
transfer bus 1 dan transfer bus 2. Dalam
kondisi normal, transfer bus 1 terhubung dengan generator 1 dan transfer bus 2
terhubung dengan generator 2.Sedangkan dalam kondisi darurat, semisal generator
1 tidak berfungsi, maka transfer bus 1 dapat terhubung dengan APU atau
terhubung dengan generator 2 melalui transfer bus 2.
AC Main bus, terdiri dari AC main bus
1 dan AC main bus 2.
Galley bus, untuk keperluan listrik di
galley pesawat. Jumlah bergantung pada
jumlah galley yang terpasang di pesawat.
28 VDC Bus, bus yang terhubung dengan
transformer.
28 VDC baterai bus, bus yang terhubung
dengan transformer dalam kondisi normal, dan baterai dalam kondisi alternatif.
Standby (STBY) bus, standby bus adalah
bus yang tetap akan mempunyai sumber listrik dalam keadaan darurat. 115 VAC
STBY memperoleh sumber listrik dari static inverter sedangkan 28 VDC STBY
memperoleh listrik dari baterai.
3. Beban (Load)
Beban di pesawat terhubung dengan
sistem distribusi listrik pesawat melalui bus. Bergantung pada sumber listrik
yang diperlukan, dan juga peranannya, beban bisa terhubung pada bus yang
berbeda-beda.
Untuk sistem pesawat yang tetap harus
berfungsi dalam keadaan darurat, akan tersambung dengan standby bus.
Sedangkan sistem pesawat yang “kurang
penting” akan terhubung dengan AC Main Bus.
Satu yang menjadi catatan, beban yang
terpasang tidak boleh melebihi kapasitas dari sumber listrik yang ada.
Perhitungan mengenai kapasitas sumber listrik dan beban, terdapat dalam dokumen
ELA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar